Senin, November 08, 2010

Arsitektur Era Postmodern

Postmodern merupakan era tahun 1900 hingga kini, dimana segi arsitekturnya memiliki ciri yang lebih mengutamakan komposisi paduan, bentuk distorsif, ambigu, inkonsisten, serta mengutamakan kebebasan ekspresi bentuk. Postmodern menjelaskan dan menguraikan dinamika kehidupan masyarakat modern yang kian beragam dan rumit. Era postmodern juga diwarnai oleh masyarakat yang ekspresif, bebas, dan pluralistik. Postmodern merupakan lanjutan dan reaksi dari keberadaan arsitektur modern dengan pengaruh ideology, desain, gaya, dan lain-lain.
Kota pada era postmodern berfungsi sebagai pembentuk ruang pergerakan ekonomi dan sosial masyarakatnya. Karakter masyarakatnya cenderung fleksibel kegiatan sosial ekonominya. Maka dari itu diperlukan ruang yang memberi wadah untuk kegiatan mereka. Selain itu memberikan ruang untuk kebebasan berekspresi dalam arsitektur dan hak asasi. Arsitektur postmodern menjadi sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya agar bisa muncul dan terakomodasi.




Arsitektur postmodern memiliki 3 prinsip dasar, yakni :

1. Prinsip kontekstualisme, adanya pengakuan bahwa gaya arsitektur suatu bangunan selalu merupakan bagian fragmental dari sebuah gaya arsitektur yang lebih luas

2. Prinsip allusionisme, adanya keyakinan bahwa arsitektur selalu merupakan tanggapan terhadap sejarah dan kebudayaan

3. Prinsip ornamental, adanya pengakuan bahwa bangunan merupakan media pengungkapan makna-makna arsitektural


Sedangkan karakter kota pada era postmodern menurut Charles adalah sebagai berikut :

1. Double Coding of Style

Bangunan yang memiliki dua gaya (style) yaitu memadukan arsitektur modern dengan arsitektur lainnya, misal: revivalist - metaphorical, dan local - kontekstual

2. Popular and pluralistic

Ide/gagasan yang umum serta bersifat lebih umum dan tidak terikat dengan kaidah-kaidah tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang beragam

3. Semiotic form

Penampilan bangunan lebih mudah difahami, karena bentuk-bentuk yang vertical yang menyiratkan makna-makna tertentu

4. Tradion and Choice

Merupakan hal-hak yang tradisional dan penerapannya secara terpilih atau disesuaikan dengan maksud dan tujuan perancang.

5. Artist / Client

Mengandung dua hal pokok yaitu bersifat seni (intern) dan bersifat umum (ekstern). Yang menjadi tuntutan perancangan sehinga mudah dipahami secara umum


Keberadaan kota pada era postmodern tentunya dipengaruhi berbagai macam faktor, antara lain : dibentuk oleh warna-warni pandangan, kecenderungan, keyakinan, ide, gagasan, citra, tanda dan makna, yang semuanya menemukan habitatnya masing-masing di dalam perbedaan ; penekanan pada bentuk-bentuk disain arsitektur yang kacau balau, rumit, dan kontradiktif, ada atau tidak adanya orientasi ; dan adanya faktor teknologi canggih sehingga menimbulkan mass production dan mass repetition. Arsitektur postmodern menjadi etnik khusus dalam karya manusia menciptakan ruang bersifat bebas, anekaragam, dan pluralisme. Bangunan – bangunan yang kreatif dan imajinatif ini menjadi khas sifat masyarakat yang ingin bebas berekspresi.



Sumber :

Architarian.net

Minggu, September 05, 2010

Identifikasi perkembangan morfologi kota Milton Keynes

Kota terbentuk dari proses yang panjang dan timbal balik antara kondisi fisik alamiah, pertumbuhan masyarakatnya, aktivitas yang ditimbulkan, proses interaksi sosial, faktor ekonomi dan lain sebagainya. Kota akan selalu berkembang sesuai perkembangan kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan politik yang melatar belakanginya. Perencanaan dan perancangan kota sebagai pengendali perkembangan kota sebagai proses formal, membawa implikasi pola morfologi kota. Dalam perjalanan sejarahnya, segala bentuk perubahan sosial budaya masyarakat secara tidak langsung akan membentuk suatu pola morfologi. Morfologi kota merupakan kesatuan organik elemen-elemen pembentuk kota yang didalamnya mencakup aspek detail (bangunan, sistem sirkulasi, open space, dan prasarana kota), aspek tata bentuk kota/ “townscape” dan aspek peraturan (totalitas rencana dan rancangan kota yang memperlihatkan dinamika kawasan kota).
Salah satu bagian dari perkembangan kota adalah Kota Milton Keynes, sebuah kota di Inggris, Britania Raya. Kota ini terletak sekitar 80 kilometer di utara London, tak jauh antara Oxford dan Cambridge. Pada awalnya morfologi kota ini menyerupai kota – kota di Amerika Serikat, namun setelah banyak warga Inggris yang tidak menyetujui konsep tersebut, justru kota ini semakin berkembang dan mencirikan karakternya sebagai kota hemat energi yang berbasis konsep garden city. Dalam konsep garden city tersebut, Milton Keynes memberi fasilitas taman alamiah yang dijawab melalui ruang terbuka seperti danau, sungai, dan kawasan hijau di tengah kota. Lapangan parkir maupun fasilitas umum lainnya di kota itu dirancang dengan penanaman pohon sebanyak mungkin.
Pada tahap awal pembangunan kota, konsep dasar perencanaan kota Milton Keynes adalah hanya menjadi kawasan kota yang memecahkan masalah sirkulasi kendaraan bermotor. Namun semakin bertambah tahun semakin bertambah pula perkembangan kota Milton Keynes dengan ciri infrastruktur yang khas sehingga menjadikannya kota satelit yang menunjang aktifitas kota besar seperti London. Milton Keynes menghindari pemusatan transportasi di bagian tertentu pusat kota. Dihindari munculnya ”jalan utama” kota seperti terjadi di hampir semua kota di dunia. Jalan utama kota Milton Keynes di mana pun cenderung menjadi pusat kegiatan dan pusat kemacetan kota. Jaringan jalan Milton Keynes dirangkai dengan pola grid berdimensi lebar untuk menghindari kemacetan. Pola jalan utama berbentuk grid dengan panjang sisi sekitar satu kilometer (km). Setiap grid akan dibagi menjadi grid-grid lebih kecil dengan lebar jalan lebih kecil, di mana grid kecil akan dibagi lagi menjadi grid lebih kecil sehingga dalam unit grid terkecil dimungkinkan warga berinteraksi sosial secara baik satu sama lain. Rancangan kota Milton Keynes lebih mengacu kepada sistem kota yang lebih menitikberatkan manusianya untuk tidak banyak menggunakan kendaraan bermotor sehingga lebih hemat energi.


Sistem pola grid di kota Milton keynes


Karakteristik ruang kota ini yaitu ; konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif ; sistem garden city yang memusatkan kota taman di sekitar pusat kota ; sebagai kota satelit yang merupakan kota kecil mandiri di tepi sebuah kota besar yang berfungsi sebagai penunjang kebutuhan hidup masyarakat kota. Sebagai kota satelit tentunya kota ini memiliki potensi sebagai penunjang kehadiran kota besar yang merupakan akses menuju kota besar. Apalagi fungsinya sebagai peri urban regions yang sangat menentukan kehidupan perkotaan di masa yang akan datang karena segala bentuk perkembangan fiskal dan fungsional akan terjadi di wilayah ini. Kemungkinan beberapa waktu yang akan datang, penduduk di daerah pusat kota akan pindah ke peri urban dengan alasan mencari tempat tinggal yang nyaman dan akses ke pusat kota tetap dekat. Tentunya aspek semacam ini yang mendorong perkembangan kota. Dorongan kebutuhan untuk pengembangan lokasi pusat kegiatan ini adalah kebutuhan ekonomi masyarakat yang ditunjang oleh kemudahan transportasi untuk dicapai, nyaman untuk orang-orang saling berkomunikasi dan secara geografis berada dalam posisi yang strategis. Sehingga keunggulan ini dapat mendorong kegiatan pemasaran, industri, administrasi, jasa, budaya, kesenian, pertahanan.


Artikel sepenuhnya tentang kota Milton keynes bisa dilihat disini

Rabu, Juni 23, 2010

Infrastruktur kota yang terbata-bata

KOTA Bandung dengan pertumbuhan sebagai kota jasa, kota pariwisata harus terus berkembang menghadapi masa depan. Provinsi Jawa Barat sudah menyatakan memiliki program penyempurnaan infrastuktur dengan pendanaan yang mencukupi, hal yang pantas disyukuri.

Bila Kota Bandung akhir-akhir ini dihadapkan pada urusan lingkungan hidup dengan masalah ruang terbuka hijau, pepohonan yang tumbang atau ditebang, kondisi jalan aspal dan drainase yang rusak akibat "banjir masa kini", maka sudah selayaknya dan sepantasnya, pemerintah kotanya segera bersiap-siap merencanakan dan kemudian melaksanakan perbaikannya. Sebab dengan kondisi sekarang, lubang-lubang hampir merata di jalan-jalan. Hal itu berakibat pada kelambanan arus bergeraknya kendaraan.



Keadaan ini bila dibiarkan terlalu lama sungguh akan menjadikan kelam-banan arus barang dan jasa di Kota Bandung. Ini karena arus barang maupun jasa ketika sedang berada di jalan terpaksa harus mengurangi kecepatan karena kekhawatiran melalui jalan dengan lubang-lubang yang semakin dalam.

Masyarakat pun berinisiatif menandai lubang-lubang itu dengan memasang tongkat/ban bekas, supaya pengendara berhati-hati agar tidak terperosok ke dalam lubang. Namun sekarang, tak ada gunanya menguraikan keluhan setiap warga Bandung, tetapi bagaimana setiap warga turut mencari solusi bagi para pemangku tugas di pemerintahan untuk menyelesaikan masalah-masalah infrastruktur ini.



Fasilitas umum bagi warga kota sebenarnya dipelihara oleh dana pajak yang dibayar oleh warga Kota Bandung. Memang urusan pajak yang sedang mencuat oleh perilaku korupsi sungguh mengecewakan. Barangkali sudah tiba saatnya transparansi dari penggunaan dana pajak bagi masyarakat, khususnya untuk infrastruktur. Soal tidak adanya dana untuk perbaikan semua fasilitas jalan aspal di Bandung adalah masalah besar bagi semua warga Bandung juga.

Pembiaran berlarut-larut akan semakin merusak kondisi jalan-jalan di Bandung. Pada musim kemarau, jalan-jalan yang rusak akan menyebabkan udara berdebu dan pasir beterbangan, kesehatan masyarakat akan terganggu oleh debu dan asap kendaraan yang berjalan lambat, pemborosan energi bahan bakar kendaraan akan meningkat dan efek polusi karbondioksida di Kota Bandung yang sudah tinggi akan makin meningkat.

Membiarkan infrastuktur jalan tanpa segera mencari solusi adalah mem-biarkan kelambanan merasuk hingga membuat terpuruk usaha-usaha kecil yang akan melemahkan kekuatan ekonomi rakyat. Kita perlu menyadari benar akan hal ini. Dengan adanya peluang masuknya investor Cina, Pemkot Bandung perlu segera menyiapkan berbagai gagasan dan usulan projek kerja sama infrastruktur beserta perangkat aturan yang menguntungkan karena infrastruktur merupakan prioritas bagi kemajuan suatu bangsa.

Arus pariwisata Bandung pada masa yang akan datang tidak mungkin meningkat bila fasilitas infrastruktur tidak segera diperbaiki dengan sebaik-baiknya. Warga Kota Bandung, bukan warga dengan mentalitas yang menantikan kucuran bantuan dana asing, tetapi warga yang bermartabat dan memiliki kreativitas. Sumangga atuh urang utamikeun infrastruktur jalan teh, pan kangge fasilitas urang sarerea, mugi lancar."

Sumber : Opini Pikiran rakyat

The big of tekom

Good morning everyone !

This is end of June. End of this semester. End of this suffering. Yeah, akhir Juni ini adalah pekan tersibuk, pekan tergila bagi anak plano. Well, semua tugas besar dikumpulin dan dipresentasikan, what a hard week !

Kali ini saya akan bahas tugas besar teknik komunikasi. Sebuah mata kuliah yang jujur selalu bikin deg degan karena di setiap perkuliahan dosen nyuruh mahasiswa maju kedepan, belajar presentasi, bagaimana sikap dalam presentasi, dan lain lain. Sesungguhnya kuliahnya selalu menyenangkan, membahas film, poster, desain grafis, blog maupun web. Cuma ya lebih bagus lagi kalo bener bener real. Misal kaya praktek bikin film bener bener live dari kelas, hehehe. Kemudian dosen tekom kami juga sangat baik dan friendly. Bukannya ngegombal lho pak, bu,cuma jujur aja kok ini. Hehehe.

Here we are, the big task of tekom . . . .

Kami dibagi dalam kelompok - kelompok yang beranggotakan 9 orang. Setiap kelompok memilih tema yang sudah ditentukan, yaitu Green Infrastructure dan World Class City. Kelompok saya, kelompok lima memilih tema Green Infrastructure berdasarkan mimpi dan wangsit dari dukun, hehehe, engga lah bercanda :p . After this, kita disuruh memilih tema khusus juga untuk konsep film, poster, maupun blog. And we prefer Flood for our theme.

First, membuat buku yang berisikan konsep film, poster, dan blog

Second, membuat konsep poster (saya kebagian dapet tugas yang ini, it's officially fun to do it)

Third, membuat film bertemakan banjir

The least, bikin web / blog

How interesting the task are ! ya kan ? hahaha. Ini ada foto sedikit waktu kita lagi syuting di kawasan kota lama, menyorot banjirnya. It's made me looks like a celebrity hahaha. Enjoy !







Sabtu, Juni 19, 2010

Flood is banjir, banjir is flood

Miris ya kalo liat banjir . Semua tergenang, melayang, tendaaaaaang ! *halah opo to. Proses alam yang kaya gini yang merugikan infrastruktur, pemerintah, masyarakat, maupun keseimbangan alam. Kalo katanya ilmu hidrologi sih banjir itu terjadinya transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu tuh berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Banjir itu kan bisa terjadi karena debit air sungai yang tinggi dan melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi itu terjadi karena curah hujan yang tinggi. Tapi di sisi lain, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia, kesalahanmu itu to ! buang sampah sembarangan, buang kotoran sembarangan *lho ? haha.

Banjir dapat berarti juga peremajaan kembali daerah-daerah persawahan lho. Daerah itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan. Maksudnya, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami penyuburan kembali secara alamiah. Gitu lho, mudeng ? Ora mudeng tak kaplok loh haha.



Merinding deh kalo liat banjir, rob di daerah Kota Lama Semarang Utara. Stasiun tawang dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Bahkan poldernya itu tuh udah hampir mbludak, medeni kalo liat. Kebetulan saya juga punya temen yang rumahnya di kota lama. Tiap hari ngangkatin kasur kali yah. Ada untungnya juga sih. Fitnes gratis *apasihhh. hehe. Kalo misal Semarang jadi Semarang underwater gimana dong ? kan gak lucu huhu




Berharap pemerintah ga hanya ngomong doank nanggepin masalah kaya gini. Soal rencana masterplan drinase, ninggiin jalan, memperbaiki jalan yang rusak akibat banjir itu ga pernah direalisasikan dan masalahnya sama aja daridulu . Semarang needs a change sir !

Kamis, Juni 17, 2010

Balada tugas besar dan air mata


Planologi ngga pernah lepas sama yang namanya tugas, tugas, tugas, presentasi, gambar, dan peta. Yaps, tugas disini terdiri dari dua jenis yaitu tugas kecil dan tugas besar. Tugas kecil biasanya berisi tugas-tugas individu yang menurut saya enak-enak sekali tugasnya (bohong banget). Misal, menggambar perspektif perumahan dan analisis unsur estetikanya ; membuat makalah teori pertumbuhan ekonomi (bukunya tebel banget) ; bikin peta rupa bumi segede gambreng (ukuran A1) ; bikin poster ; dan tugas nggilani dan gak penting lainnya. Dibawah ini contoh poster bikinan saya yang nggak taunya temanya sangat pasaran huhuhu.





See ? tugas-tugas plano itu sebenernya menyenangkan. Bikin web, bikin poster, tujuannya untuk mengkomunikasikan hasil perancangan kita nantinya. Selain itu saya juga lebih suka tugas-tugas gambar (gambar peta, gambar siteplan, gambar perspektif) daripada harus baca diktat kuliah setebel 300an halaman terus dibikin makalah, huff, termasuk laporan juga, males.
Terus, tugas besar itu tugas yang biasanya buat pengganti UAS, bobot nilainya paling tinggi, biasanya kelompok. Nah, kali ini ada tugas besar Teknik Komunikasi yang nuntut kita bikin blog, web, poster, dan film. Yeah, sounds great bukan ? daripada stuck sama laporan mending tugas-tugas menyenangkan kaya gini kan ?
Tugas besar lainnya yang sedang dalam proses pengerjaan dan proses mengejar deadline itu diantaranya ada tugas besar Kependudukan (presentasi data kelurahan) ; tugas besar Interpretasi Ruang ( gambar siteplan segede A0 beserta saluran drainase,vegetasi,ukuran massa bangunan, dll) ; tugas besar Matematika (yang ini saya ga ngerti, ga ngeh, haha) ; tugas besar pengantar ekonomi (nyari data ekonomi blablabla) ; tugas besar Geologi Lingkungan (survey ke desa2 nyari masalah geologi blablabla) ; tugas besar Tekom (film,web,poster) ; tugas besar Kewirausahaan (ngga jelas) .
Anda lihat ? anda dengar ? anda baca ? betapa nyebelin sekali semua tugas ini . Betapa stres dan nggak kuatnya otak ini . Betapa ingin meleduk hati ini. Semua sedang dalam proses menuju deadline yaitu waktu UAS. Semoga Allah melancarkan segalanya. Semoga nggak sakit. amin. hahaha

Rabu, Juni 16, 2010

The real green infrastructure

Seluruh infrastruktur yang akan dikembangkan pada hakekatnya harus pula didasarkan pada rencana tata ruang yang ada. Kebutuhan infrastrukturmerupakan kebutuhan turunan akibat konsekuensi logis dari penataan ruang yang merupakan piranti bagi pengembangan wilayah. Di samping menyepakati struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, dalam menata ruang pada hakekatnya diawali pertanyaan dimana kita tidak boleh membangun.

Dengan demikian diharapkan ruang perkotaan kita ke depan lebih banyak mengakomodasi pengembangan infrastruktur hijau atau ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi ekologis, sosial, estetika dan atau ekonomi sehingga ruang kota dapat produktif, aman, nyaman dan berkelanjutan.

Di bidang Sumber Daya Air masih banyak diperlukan pembangunan bendungan, waduk, dan sistim jaringan irigasi yang handal untuk menunjang kebijakan ketahanan pangan pemerintah. Di samping itu untuk menjamin ketersediaan air baku, tetap perlu dilakukan normalisasi sungai dan pemeliharaan daerah aliran sungai yang ada di beberapa daerah. Pemeliharaan dan pengembangan Sistem Wilayah Sungai tersebut didekati dengan suatu rencana terpadu dari hulu sampai hilir yang dikelola secara profesional. Untuk itu perlu dikembangkan teknologi rancang bangun Bendungan Besar, Bendung Karet, termasuk terowongan, teknologi Sabo, sistem irigasi maupun rancang bangun pengendali banjir.

Demikian pula sebaran infrastruktur yang ada, secara kewilayahan lebih dari 70-90 persen infrastruktur terdapat di pulau Sumatera, Jawa dan Bali yang luasnya hanya mencakup sekitar 31 persen dari seluruh wilayah Indonesia. Sisanya 10-30 persen berada di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku/Papua yang luasnya mendekati 70 persen dari luas wilayah. Wilayah yang secara relatif cukup seimbang antara luas, sebaran penduduk dan infrastruktur adalah pulau Sumatera dan Bali & Nusa Tenggara. Sedangkan wilayah lainnya cenderung timpang, baik kelebihan penduduk seperti pulau Jawa maupun yang kepadatan penduduknya relatif rendah seperti di Kalimantan dan Maluku/ Papua.

Di bidang keciptakaryaan, selama ini pemerintah telah mengembangkan jaringan air bersih di 290 kota di Indonesia dengan kapasitas terpasang mencapai 76.412 liter per detik. Jumlah pelanggan yang terhubung dengan jaringan air bersih ini mencapai lebih dari 4,8 juta pelanggan. Sistem air bersih ini melayani 45 juta atau 40% penduduk perkotaan dan 7 juta atau 8% penduduk perdesaan. Di samping itu pembangunan prasarana lingkungan permukiman yang tersebar di kota besar dan sedang telah turut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang mendorong terciptanya lapangan kerja.

Tantangan lain yang dihadapi terkaitdengan pelayanan infrastruktur terutama adalah meningkatnya kejadian bencana longsor dan banjir, meningkatnya kemacetan lalulintas, meluasnya lingkungan kumuh di perkotaan, dan makin berkurangnya infrastruktur hijau yang ada. Hal itu disebabkan antara lain karena belum diacunya rencana tata ruang secara penuh dalam pembangunan infrastruktur.

Rencana Tata Ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keseimbangan antar wilayah. Proses perencanaan tata ruang sendiri dapat dijelaskan dengan pendekatan sistem yang melibatkan input, proses dan output. Input yang digunakan adalah keadaan fisik seperti kondisi alam dan geografis, sosial budaya seperti demografi sebaran penduduk, ekonomi seperti lokasi pusat kegiatan perdagangan yang ada maupun yang potensial dan aspek strategis nasional lainnya. Keseluruhan input ini diproses dengan menganalisis input tersebut secara integral baik kondisi saat ini maupun kedepan untuk masing-masing hirarki tata ruang Nasional, Propinsi maupun Kabupaten/Kota sehingga menghasilkan output berupa Rencana Tata Ruang yang menyeluruh.

RTRW Nasional merupakan perencanaan makro strategis Nasional yang menggambarkan arah dan kebijakan pembangunan nasional secara ketataruangan yang memuat antara lain infrastruktur nasional seperti jalan nasional, pelabuhan samudera maupun bandara internasional. Sedangkan RTRW Propinsi merupakan perencanaan regional yang menjabarkan RTRWN dalam konteks ruang wilayah Propinsi secara lebih rinci termasuk memuat rencana pengembangan infrastruktur jalan propinsi, terminal maupun pelabuhan regional. Sementara itu RTRW Kabupaten/Kota merupakan rencana tata ruang skala kabupaten/kota dengan muatan utama kelengkapan infrastruktur di tingkat lokal atau regional seperti jalan kabupaten/kota, kebutuhan jaringan air bersih, listrik dan telekomunikasi yang disesuaikan dengan karakteristik zona-zona pengembangan kawasan yang ada.

Pada tataran operasional, RTRW tersebut perlu dikembangkan lagi menjadi Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) yang dilengkapi dengan aturan pemanfaatan (zoning regulation) yang dapat dijadikan dasar dalam pemberian ijin dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada. Selanjutnya, indikasi program yang tertuang dalam RTRW/RDTR merupakan basis bagi penyusunan Rencana Induk Sektor yang menjadi dasar pengembangan infrastruktur.

Dengan demikian, pembangunan infrastruktur merupakan kebutuhan turunan sebagai konsekuensi logis dari perencanaan tata ruang, dimana infrastuktur merupakan unsur pembentuk struktur ruang wilayah. Dengan demikian rencana tata ruang yang ada dapat diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada. Dalam hal ini infrastruktur juga dapat berfungsi sebagai alat dalam pengendalian pemanfaatan ruang, agar tidak terjadi penyalahgunaan lahan maupun pengembangan yang tidak sesuai dengan rencana. Dengan demikian kawasan yang dalam rencana diperuntukkan sebagai kawasan lindung tidak dapat dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, karena infrastruktur yang dibutuhkan tidak tersedia.

Demikian pula untuk infrastruktur lainnya seperti saluran irigasi, jaringan air bersih perkotaan, jaringan listrik maupun jaringan telekomunikasi. Diharapkan pengembangan jaringan infrastruktur tersebut dapat turut mengarahkan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada. Sehingga dapat mengurangi terjadinya alih guna lahan maupun pemanfaatan kawasan-kawasan lindung sebagai kawasan budidaya.

Infrastruktur memegang peranan penting dan vital dalam mendukung ekonomi, sosial – budaya, kesatuan dan persatuan terutama sebagai modal sosial masyarakat dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi di antara kelompok masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antar daerah yang ada di Indonesia. Secara umum pengembangan infrastruktur sumber daya air ditujukan untuk mendukung program ketahanan pangan dan penyediaan air untuk berbagai keperluan masyarakat seperti air minum pembangkit tenaga listrik dan pengendalian banjir yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, PSD permukiman yang merupakan modal esensial masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi nya.

Sesuai dengan Kerangka Strategis Ketata-ruangan Nasional, pengembangan infrastruktur perlu disesuaikan dan diselaraskan dengan fungsi yang diemban dan sesuai dengan tingkat pelayanan yang dibutuhkan.

Untuk meningkatkan pelayanan transportasi, keterpaduan antar-moda transportasi seperti jaringan jalan KA, bandar udara dan pelabuhan laut juga merupakan hal yang sangat penting. Keterpaduan tersebut dapat meningkatkan efisiensi sistem transportasi yang ada, sehingga perpindahan antara moda dapat dilakukan dengan lebih lancar dan menerus. Untuk itu, perencanaan tata ruang wilayah yang ada harus mengedepankan keterpaduan, sehingga pengembangan infrastruktur yang ada dapat lebih bersifat holistik dan menyatu dengan sektor-sektor lainnya.

Di lingkungan perkotaan, dampak yang muncul akibat lalulintas kendaraan seperti polusi udara, kebisingan maupun getaran harus diupayakan agar tidak melebihi ambang batas yang disyaratkan untuk masing-masing jenis kawasan. Untuk itu, pada kawasan-kawasan sensitif seperti perumahan, kawasan pendidikan dan fasilitas kesehatan perlu dikembangkan ruang-ruang terbuka hijau (RTH) yang lebih intensif yang berfungsi ganda baik secara ekologis, arsitektural, sosial maupun ekonomi. Pemanfaatan tanaman lokal (endemik), untuk penghijauan ruas-ruas jalan di perkotaan merupakan hal yang perlu didorong dan dikembangkan. Di samping sangat sesuai untuk kondisi iklim lokal, hal itu juga dapat turut melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di bumi Nusantara kita

Secara ekologis dan planologis, RTH dapat berfungsi sebagai infrastruktur hijau yang turut membentuk ruang-ruang kota yang harmonis untuk memenuhi kebutuhan ekologis dan keindahan kota maupun sebagai pembatas ruang secara planologis.

Pada akhirnya infrastruktur sebagai prasarana pendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah harus dapat memberikan pelayanan secara efisien, aman dan nyaman. Di samping itu infrastruktur juga harus dapat memfasilitasi peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga secara ekonomi produk-produk yang dikembangkan menjadi lebih kompetitif. Dengan demikian melalui dukungan infrastruktur yang sesuai kebutuhan dan rencana tata ruang, maka perwujudan ruang Nusantara yang NYAMAN, PRODUKTIF dan BERKELANJUTAN diharapkan dapat segera tercapai.

Dalam kenyataannya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur di Indonesia masih menghadapi kendala belum meratanya penyebaran infrastruktur di wilayah yang ada. Selain itu tingkat pelayanan infrastruktur yang ada juga masih banyak yang kurang memadai. Sehingga prioritas pembangunan infrastruktur ke depan akan lebih diarahkan di wilayah perbatasan, pulau terpencil dan daerah rawan bencana. Untuk lebih memadukan pembangunan infrastruktur, maka pelaksanaannya harus mengacu kepada rencana tata ruang yang ada.




Dengan demikian infrastruktur sebagai unsur pembentuk struktur ruang merupakan prasyarat untuk mewujudkan Indonesia yang AMAN, ADIL & SEJAHTERA, secara lebih seimbang baik di wilayah yang telah berkembang, sedang berkembang maupun wilayah pengembangan baru.



SUMBER : Perdana Gutomo Putra, Teknik Sipil Undip, Etoser Semarang 2007