Rabu, Juni 23, 2010

Infrastruktur kota yang terbata-bata

KOTA Bandung dengan pertumbuhan sebagai kota jasa, kota pariwisata harus terus berkembang menghadapi masa depan. Provinsi Jawa Barat sudah menyatakan memiliki program penyempurnaan infrastuktur dengan pendanaan yang mencukupi, hal yang pantas disyukuri.

Bila Kota Bandung akhir-akhir ini dihadapkan pada urusan lingkungan hidup dengan masalah ruang terbuka hijau, pepohonan yang tumbang atau ditebang, kondisi jalan aspal dan drainase yang rusak akibat "banjir masa kini", maka sudah selayaknya dan sepantasnya, pemerintah kotanya segera bersiap-siap merencanakan dan kemudian melaksanakan perbaikannya. Sebab dengan kondisi sekarang, lubang-lubang hampir merata di jalan-jalan. Hal itu berakibat pada kelambanan arus bergeraknya kendaraan.



Keadaan ini bila dibiarkan terlalu lama sungguh akan menjadikan kelam-banan arus barang dan jasa di Kota Bandung. Ini karena arus barang maupun jasa ketika sedang berada di jalan terpaksa harus mengurangi kecepatan karena kekhawatiran melalui jalan dengan lubang-lubang yang semakin dalam.

Masyarakat pun berinisiatif menandai lubang-lubang itu dengan memasang tongkat/ban bekas, supaya pengendara berhati-hati agar tidak terperosok ke dalam lubang. Namun sekarang, tak ada gunanya menguraikan keluhan setiap warga Bandung, tetapi bagaimana setiap warga turut mencari solusi bagi para pemangku tugas di pemerintahan untuk menyelesaikan masalah-masalah infrastruktur ini.



Fasilitas umum bagi warga kota sebenarnya dipelihara oleh dana pajak yang dibayar oleh warga Kota Bandung. Memang urusan pajak yang sedang mencuat oleh perilaku korupsi sungguh mengecewakan. Barangkali sudah tiba saatnya transparansi dari penggunaan dana pajak bagi masyarakat, khususnya untuk infrastruktur. Soal tidak adanya dana untuk perbaikan semua fasilitas jalan aspal di Bandung adalah masalah besar bagi semua warga Bandung juga.

Pembiaran berlarut-larut akan semakin merusak kondisi jalan-jalan di Bandung. Pada musim kemarau, jalan-jalan yang rusak akan menyebabkan udara berdebu dan pasir beterbangan, kesehatan masyarakat akan terganggu oleh debu dan asap kendaraan yang berjalan lambat, pemborosan energi bahan bakar kendaraan akan meningkat dan efek polusi karbondioksida di Kota Bandung yang sudah tinggi akan makin meningkat.

Membiarkan infrastuktur jalan tanpa segera mencari solusi adalah mem-biarkan kelambanan merasuk hingga membuat terpuruk usaha-usaha kecil yang akan melemahkan kekuatan ekonomi rakyat. Kita perlu menyadari benar akan hal ini. Dengan adanya peluang masuknya investor Cina, Pemkot Bandung perlu segera menyiapkan berbagai gagasan dan usulan projek kerja sama infrastruktur beserta perangkat aturan yang menguntungkan karena infrastruktur merupakan prioritas bagi kemajuan suatu bangsa.

Arus pariwisata Bandung pada masa yang akan datang tidak mungkin meningkat bila fasilitas infrastruktur tidak segera diperbaiki dengan sebaik-baiknya. Warga Kota Bandung, bukan warga dengan mentalitas yang menantikan kucuran bantuan dana asing, tetapi warga yang bermartabat dan memiliki kreativitas. Sumangga atuh urang utamikeun infrastruktur jalan teh, pan kangge fasilitas urang sarerea, mugi lancar."

Sumber : Opini Pikiran rakyat

3 komentar:

budiawanhutasoit mengatakan...

masalah infrastruktur yang terbata-bata (meminjam judul artikel ini), tidak hanya dialami oleh kota Bandung, tapi (pasti) hampir diseluruh kota besar di Indonesia.
Penggunaan dana pemeliharaan fasilitas umum (termasuk jalan), yang belum maksimal, sangat tidak pada tempatnya. Rakyat sudah bersusah payah membayar pajak, tapi karena masih adanya perilaku korupsi, membuat insfrastrukur terbata-bata.
walaupun agak susah memberantas perilaku korupsi ini, tapi kita berharap agar pemerintah benar2 memperhatikan kepentingan rakyatnya, jangan hanya kepentingan pribadi atau kelompok.

semoga pemkot bandung bisa terus meningkatkan insfratruktur kota bandung, agar tidak terbata-bata lagi.

kalo ga, saya tdak mau jalan2 ke kota yang dikenal dengan nama, Paris van Java ini...

Maaaanggaa.....

Astrini Ayu Puspita mengatakan...

hahahaha
iyaa om
pemerintah jadi cuma ngemeng doank kan soal soal rencana rencana yg ga pernah terealisasikan huhu

Ra mengatakan...

yep, ga di bandung, ga di lampung (kampung saya, hehe), masalah ketersediaan infrastruktur yang memadai tuh intinya sama, (katanya) pemerintah ga ada dana, walopun ternyata sibuk ngurusin anggaran pembelian mobil dinas baru, kenaikan tunjangan, dan bla bla bla lainnya... =,="

Posting Komentar

tinggalkan jejak anda di blog saya ! big hugs !